puisi sang pujangga
Seraya menatap hatimu kujelang pagi
Berayun-ayun pelangi impian semalam tadi
Dari kasih yang terhampar jutaan bintang
Merias selubung ratri nan lapang kelam
Bergelimang surgamu wahai sayangku
Mengukir untai melati untuk penat gundahku
Berbuah harapan sepanjang jalan
Berujung keindahan tanpa pemberhentian
Seraya tersenyum kusambut pagimu
Berkalung sekian kekurangan yang undang air matamu
Dalam kekhilafan saat hatimu terhempas
Dalam pengertian kau luangkan pangkuanmu saat jiwaku lemas
Bercurah-ruah kemegahanmu wahai sayangku
Mengangkat tinggi atap dan menara istana kecilku
Membuatnya semegah katil raja-raja
Membuatku selalu merasa kaya
Seraya bersimpuh kusambut lelahmu
Rajut resah dari himpitan hidup abu-abu
Semoga mentari hari ini tak seterik lalu
Aku tak mau kau memeluk haru
Bartaut-taut kelapanganmu wahai sayangku
Memberi sela atas keangkuhanku
Dan selalu kau topang aku berdiri
Agar tegar hadapi bumi
Maaf bila sedari dulu hanya ini syairku
Bukan mudah membingkai indahmu
Hanya mati digoda kata-kata
Aku takut hilang maknanya
Dan ruang untukku memujamu
Nian sempit,….di ruang hatiku
Kau tahu tak mudah menerjemahkanya
Bila hanya dengan kata
Dan sekali lagi cinta boleh diuji
Dan berkali nanti,..aku bertahan di sini,..
Dengan seutuh hati,…
0 komentar:
Posting Komentar